Hari ini, ketika sinyal GPRS dengan baik hatinya mampir ke handphone-ku, aku membuka timeline di Twitter. Ternyata hari ini ada suatu kehebohan, Indonesia Mengajar masuk Kompas. Bahkan menjadi headline!! Wow.. Bukan sekali ini saja Gerakan Indonesia Mengajar masuk media. Sungguh aku tidak pernah bermimpi dapat masuk koran. Karena orang-orang yang masuk koran kan adalah orang hebat, kan?

Setelah akhirnya membaca Kompas online, aku pun terkesima dengan kisah-kisah teman-temanku di sini. Jujur, walaupun sudah sering ngobrol, bercanda, bertingkah gila-gilaan, tapi aku masih saja terharu kalau mendengar cerita-cerita mereka di sini, atau tentang alasan-alasan mereka ikut program ini..

Tapi, harus diakui, tulisan-tulisan di media itu sungguh melebih-lebihkan diri kami. Apalagi aku ya. Mungkin teman-temanku memang sebegitu hebatnya. Tapi kami tidak ingin diekspos seperti itu. Terlalu silau. Kami manusia biasa, sungguh. Aku malu sendiri bacanya. Karena yang sebenarnya tidak seperti itu.

Kami hanya sekelompok anak muda yang sedang bertualang. Dan kebetulan kami bertugas untuk mengajar di daerah-daerah yang bukan kota. hehe..

Inti dari tulisan ini adalah, hanya sedikit curahan hati. Kami, aku, bukan manusia super. Manusia super bisa segalanya. Sedang kami hanya bisa memberikan sedikit dari apa yang kami punya.